Senin, 25 April 2016

arabiaNama-nama Arabia. Nama pertama Arabia adalah “Negeri Timur” dan kedua “Negeri Selatan”. Kedua nama itu dipakai oleh Nabi Ibrahim. Di Arabia utara sejak waktu dahulu telah berdiam suku-suku berikut ini: Edom, Moab, Ammon, Amor, Midian, dan Amalek. Meskipun orang-orang Yahudi mengetahui sesuatu tentang negeri tetangganya, yaitu Arabi utara, mereka tidak tahu nama yang pasti dari tetangganya itu. Karena itu mereka hanya menyebut per daerah sesuai dengan nama suku yang menghuninya. Misalnya “Negeri Edom”, “Negeri Moab”, “Negeri Amalek”, dan seterusnya.
Pada zaman Musa, ketika bangsa Israel menyeberangi Laut Merah dari Mesir ke suatu tempat tertentu yang jauh di Arabia utara, mereka mendapatkan seluruh tempat itu berupa padang pasir, dan mereka menyebutnya Horeb (Arabia). Sementara bagian lain dari Arabia tetap disebut menurut nama penghuninya seperti sebelumnya.
Pada zaman Sulaiman orang-orang Yahudi mencapai puncak kemegahannya. Menurut Bibel, “Sulaiman membangun angkatan laut dan kapal-kapalnya di Eziongeber, yang terletak di sebelah Eloth, di pantai Laut Merah, di Negeri Edom… dan mereka datang di Ophir, mengambil emas dari sama empat ratus dua puluh takar dan mempersembahkannya kepada Sulaiman. Orang-orang Yahudi menaklukkan seluruh bagian utara serta beberapa bagian selatan (antara lain Saba) Arabia, karena itu mereka lalu mengetahui batas-batas alami seluruh negeri Arab. Mereka pun kemudian menyebut negeri itu Arabia.
Pembagian Arabia. Orang-orang Yahudi tidak memiliki pengetahuan geografi Arabia. (Selama beratus tahun mereka hanya tahu tentang Arabia utara yang terdiri dari Hijaz, Sinai, Syria Arab, Irak Arab, Bahrain, dan pantai-pantai Teluk Persia). Mereka membagi Arabia utara menjadi dua bagian: timur dan barat. Yang pertama meliputi kota-kota yang terletak di sebelah timur Canaan, pantai-pantai Teluk Persia, Bahrain, dan Irak Arab. Sedangkan yang kedua meliputi Sinai, Hijaz, padang pasir Syria Arab, dan sebagian Nejd yang terletak di sebelah selatan Canaan. Sejumlah suku tinggal di bagian timur dan selatan Arabia utara ini, dan daerahnya dinamakan menurut nama suku-suku itu.
Kota-kota Arabia. Dari semua kota di Arabia, “Mesha” dan “Sepher” yang terletak di ujung perbatasan negeri kaum Qahtan adalah yang mula-mula disebut dalam kitab Perjanjian Lama. “Sepher” diduga nama lama dari Zafar, sebuah kota di Yaman. Tetapi tidak ada kota di Arabi yang bernama Mesha. Pendeta Bevan berpendapat bahwa Mesha adalah “Muza”. Sebuah kota yang terletak di pantai Arabia di dekat mulut Laut Merah. Mungkin juga yang dimaksud dengan Mesha adalah sebuah kota dengan nama “Moosa”, yang tercantum dalam peta ptolemy, dan yang terletak di pantai Yaman. Kota “Mesha” itu sendiri juga bisa berarti “Mecca”, karena salah seorang anak Ismail disebut dengan nama Masa dalam Perjanjian Lama. dan sangat mungkin bahwa kota itu didirikan oleh atau dinamai menurut nama anak Ismail tersebut. G. Sale, seorang penerjemah Quran Inggris, menyetujui pendapat ini.
Kitab Perjanjian Lama menyebut beberapa kota yang terletak di negeri Edom, tetapi tempatnya tidak dijelaskan. Namun karena kota-kota itu merupakan orang Arab disebut “Busra” dan “Teman” dalam Bibel, mungkin identik dengan “Tima’i” sebuah kota terkenal dekat Busra. Letak kota-kota kuno lain di zaman kerajaan Edom, yakni Dinhabad Avith, Rehoboth, dan Pan (Genesis xxxvi, 32, 35, 37, 39), tidak dapat dipastikan.
Kitab Perjanjian Lama menyebut sebuah tempat dengan nama “Hazor”, dalam hubungan dengan Kaedar putra Ismail. Tetapi sejauh kita tahu tidak ada kota di Arabia dengan nama itu. “Hazor” kemungkinan besar bukan nama sebuah kota, melainkan hanya sebutan untuk sebuah tempat tinggal tetap. (kata “Hazor” secara harfiah berarti penghidupan tetap, kebalikan dari “Badiyah” yang berarti tempat tinggal sementara). Kota terkenal lainnya oleh kitab Perjanjian Lama disebut “Shiloh”, yang terletak di negeri Edom. Kata Shiloh” berarti batu, sama dengan kata Arab Al-Hajar, dan bahasa Yunani, Petra. Sampai pada zaman Yunani Shiloh adalah sebuah kota besar (puing-puingnya masih terlihat dekat Syria, di bagian utara Arabia. Kemudian kota pelabuhan “Eloth”, dekat teluk ‘Aqabah, yang termasuk kerajaan Edom, dan kemudian ditaklukkan oleh pengikut-pengikut Daud dan Sulaiman, dan dijadikan pusat Angkatan Laut bangsa Israel. Kapal-kapal Sulaiman sering melintas dari Eloth ke pelabuhan lain bernama Ophir yang terletak di Arabia selatan. Pelabuhan yang terakhir ini, sebuah pusat perdagangan, berulang-ulang disebut dalam Perjanjian Lama. kota Aden kemudian juga dikenal sebagai pusat perdagangan dan perniagaan.
Dari kota-kota di Yaman, Saba sering disebut dalam Injil. Ratu Shaeba menyerahkan diri ke hadapan pengadilan Sulaiman. Bersama-sama Saba, kota-kota dagang di Yaman lainnya juga disebut-sebut. Misalnya, “Roamah”, Uzal (yang terletak di tempat yang sekarang dikenal dengan Sinai). “Havilah” (yang merupakan bagian dari Hijaz di Arabia utara dan yang dihuni oleh keturunan Ismail), dan “Gurbaal” (yang letaknya tidak dapat diketahui). Terakhir, adalah kota yang disebut-sebut sebagai Palestina (mungkin terletak di Arabia utara).
Orang-orang Yahudi hanya mengenal dengan baik suku-suku Arab yang mempunyai hubungan politik atau perdagangan dengan mereka. Suku-suku Midian, Edom, Amalek, dan Moab adalah tetangga-tetangga, yang mereka anggap sederajat. Tentang suku-suku asli Arabi (suku Qahtan dan Ismail), lalu orang-orang Saba, dan Roamah yang termasuk suku yang pertama, telah disebut dalam kitab Perjanjian Lama. Suku Ismail disebutkan dalam Injil sebagai orang-orang yang berdagang di Arabia dan Mesir, dan yang kadang-kadang bertempur melawan orang-orang Yahudi dibantu oleh suku Midian. Nama lain utnuk suku Ismail adalah suku “Hajar”. Dan mereka disebut dalam Perjanjian Lama dengan nama itu juga. Dari suku Ismail ada dua marga, yaitu “rumput Kedar” dan “domba-domba Nebaioth”, yang juga telah disebut dalam Injil. Suku Arab lainnya disebut sebagai “Ma’un” yang oleh orang Arab disebut “Ma’in.” (hd/liputanislam.com)
*sumber : disadur dari An-Nadvi, Sejarah Geografi Alquran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar