PUKAT
Identitas: (PUKAT (Serial anak-anak Mamak, buku ke 3), Tere Liye, Penerbit Republika,
351 halaman),
http://www.republikapenerbit.com/buku/detail_buku/146/pukat)
Buku berjudul Pukat merupakan jenis buku
novel. Buku ini termasuk jenis trilogi yang terdiri dari buku Amelia, Burlian
dan Pukat. Cerita dari buku trilogi ini mewakili sudut pandang tiga kakak beradik
yang membawa latar kebudayaan Melayu di Medan.
Buku ‘Pukat’ ini menceritkan bagaimana
seorang Pukat yang masih duduk dibangku sekolah dasar kelas lima. Diawali
cerita tentang pengalamannya naik kereta api bersama dengan ayah dan adiknya
yaitu Burlian dan Amelia. Saat berada di perjalanan terjadi perampokan, tapi
dengan kecerdikan Pukat, perampok-perampok itu berhasil dikenali saat akan
turun dari kereta dengan adanya aroma bubuk kopi yang di sebarkan ke baju
tersangka. Itu merupakan pengalaman pertama sekaligus berkesan bagi Pukat dan
adiknya.
Cerita selanjutnya yaitu ketika di desa
tempat tinggal Pukat kedatangan seoran bidan beserta putrinya yang cantik dan
putih. Hal tersebut membuat Raju, teman Pukat, menjadi tertarik dan jatuh
cinta, tapi itu hanya sebatas cinta monyet. Suatu ketika saat Shaleha mau
pulang dan kondisi desa yang sedang hujan, saat itulah Raju menunjukkan
kepeduliannya pada Shaleha.
Suatu waktu terjadi pada Raju, untuk
mencukupi kebutuhan keluarganya yang ditinggal oleh ayahnya yang cerai dengan
ibunya, Raju bekerja menunggu kebun milik salah seorang saudagar kaya. Namun
saat itu terjadi hujan lebat saat malam harinya, naasnya terjadi banjir karena
sungai yang berada di kampung itu meluap. Sehingga merendam seluruh kampung,
kecuali bagian masjid yang lokasinya berada lebih tinggi dibanding daerah
lainnya. Disaat seperti itu teringat pada Raju yang berada di kebun, lokasinya
berada di pinggiran sungai. Kejadian tersebut menjadi akhir bagi Raju.
Selanjutnya bercerita tentang Pukat yang
menjaga warung seseorang karena sedang merawat anaknya yang sakit. Pukat
menjadi seorang anak yang pandai dalam berdagang, teliti dalam berhitung dan
senang menolong orang. Setelah anak yang punya warung sembuh, Pukat kembali ke
aktivitas semula.
Di dalam cerita ini juga ditampilkan
seseorang dengan berbagai macam perangai atau sifat ke arah mana seseorang itu.
Ada yang mempunyai perangai mirip ular, kambing, ayam dll. Itu semua sejatinya
juga dapat berubah seiring adanya pengalaman dan pengaruh lingkungan. Sifat
seseorang tidak pasti, tidak bisa dilihat dari satu sudut pandang saja. Hal
inilah yang membuat Pukat tersadar akan kesalahannya pernah bermusuhan dengan
Raju karena mempermasalahkan perangai nya masing-masing.
Suatu ketika Pukat melakukan kesalahan
dan tidak menuruti perintah ibunya, ia kemudian dihukum tidak boleh makan malam
dan tidur di dalam rumah. Tanpa makan malam dan tidur di dalam rumah, alhasil
Pukat mengalami demam. Dalam benaknya masih menganggap ibunya orang pemarah dan
galak. Pukat sakit selama lima hari, dan selama itu pula ibunya hadir untuk
membantunya. Membuatkan bubur hangat setiap waktu. Hal itu membuatnya merasa
menyesal karena telah menganggap ibunya arogan
, akhirnya Pukat mengerti akan maksud ayahnya. "Jangan pernah membenci
Mamak kau, jangan sekali-kali. Karena jika kau tahu sedikit saja apa yang telah
ia lakukan demi kau, Amelia, Burlian dan Ayuk Eli, maka yang kau tahu itu
sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta serta rasa
sayangnya kepada kalian..."
Meski dibesarkan dalam kesederhanaan,
keterbatasan, berbaur dengan kepolosan dan kenakalan. Mamak selalu menanamkan
arti kerja-keras, kejujuran, harga diri serta perangai tidak tercela. Dan di
sini, kasih sayang keluarga adalah segalanya. Selamat datang di dunia anak-anak
yang tidak pernah kalian bayangkan.”
Sungguh banyak nilai moral yang bisa
diambil dari buku tersebut, jadilah orang yang bijak dan pandai bersikap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar